Kamis, 22 September 2011

BAD RELIGION Live at Big Wave 2011 w/ Yellowcard & Panic! At The Disco

"Kuliah umum" Prof. Greg Graffin PH.D cs..

Venue : Stadion GBK, Jakarta
September 20, 2011

Penantian lama akan kehadiran punk rock show dari band punk 'sepuh' akhirnya berhasil memuaskan para penggemarnya di Indonesia. Sayapun merasa mendapat sinyal akan kehadiran band ini setelah NOFX pada tahun 2007 lalu tergolong sukses menampilkan show mereka di arena PRJ dengan dibuka oleh band hardcore/metal asal Hong Kong, King Lychee. Untuk Big Wave 2011 ini merupakan event besar yang katanya merupakan rangkaian 2 hari pagelaran besar pra-Linkin' Park pada tanggal 21 September-nya.

Oke, tapi tunggu dulu..Ada beberapa kemungkinan yang saya khawatirkan sebelum saya masuk area festival ini.
Pertama, tidak mudah promotor lokal untuk mengundang band se-'tua' dan se-profesional Bad Religion, disamping mempunyai logo khas yang mungkin akan ditanggapi 'negatif' oleh kalangan tertentu jika diinterpretasikan secara sensitif oleh para fanatik agama tertentu, kecuali sudah tahu maknanya dan menanggapi secara obyektif kalau sebenarnya logo atau makna band itu sama sekali tidak menyerang salah satu agama tertentu (semoga kesensitifan simbol-simbol agama di Indonesia makin berkurang, tetapi mengerti esensinya dan kebaikan ajaran agamanya dan tetap menjadi privat).
Kedua, hanya promotor yang sudah profesional dan bisa memilih soundsystem yang baik bisa melancarkan show ini mengingat rangkaian event ini yang berlangsung 2 hari dimulai hari pertama tanggal 20 september adalah band-band besar, berkualitas dan satunya lagi legendaris (Yellowcard, Panic! at the Disco dan sang legenda BAD RELIGION) serta band yang katanya bayarannya dibilang paling mahal di dunia serta memiliki fans yang juga banyak di Indonesia, yaitu Linkin Park.
Ketiga, ada hal-hal yang dikhawatirkan mengenai harga tiket masuk serta peraturan-peraturan konyol seperti melarang moshing atau stage diving hingga keluar batas pagar, juga pemberian kelas-kelas seperti tribun, festival hingga VIP (class in rock stage, WTF??) mengingat promotor penyelenggara ini biasa mengadakan show Walt Dysney maupun band-band/artis pop kelas atas yang biasa menggunakan aturan yang kaku dan eksklusif.

                                                            Yellowcard

Waktu menunjukan jam 7 malam. Show telah tiba dan dimulai dengan Yellowcard, untuk kemungkinan nomor 1 sepertinya kekhawatiran itu nihil dan tak berarti karena semua berjalan lancar (hingga akhir acara) disamping logo Crossbuster yang 'sensitif' itu tidak terpampang di Big Screen/Backdrop panggung, serta penonton maupun aparat yang hadir sudah pada tahu maknanya atau cuek-cuek saja karena semua bertujuan ingin having fun, hanya terpampang pada membran bass drum ketika BR saja yang main. Kemungkinan kedua juga cukup berjalan lancar tanpa masalah, karena promotor secara profesional melangsungkan show ini tepat sekali jam 7 (on time) sesuai jadwal, mengingat banyak acara-acara musik cadas lainnya dengan promotor yang melumrahkan jam karet, jadi saya sangat mengapresiasi keprofesionalan masalah waktu dan persiapan teknisnya. Lalu, untuk kemungkinan ketiga inilah yang menimbulkan 'masalah' itu menjadi eksis, yaitu dalam harga tiket yang cukup mengecewakan ribuan fans dari band yang paling utama ditunggu, yaitu Bad Religion. Tiket seperti ini memang kurang atau tidak pantas untuk sebuah band punk sekalipun itu band legendaris. BR itu band yang 'merakyat', bahkan bocorannya yang saya tahu bayaran buat BR kurang dari setengahnya tarif Dewa 19 atau Slank untuk sekali tampil. Coba saja kalian cari tahu berapa tarif Dewa 19 atau Slank, atau mungkin Iwan Fals (lagu yang merakyat tapi bayarannya tidak merakyat). Baru-baru ini saja promotor lokal membuat event 2 hari 2 malam, Rockvolution yang juga menolak/tidak tergantung oleh korporat raksasa lokal yaitu sponsor perusahaan rokok. Ya, cukup salut walau mengklaim acara 'indie terbesar' tapi tidak semua band-band 'indie beneran' yang tampil serta masih tetap memakai sponsor (walau bukan sponsor rokok), ya memang tetap patut diapresiasi dan diacungkan jempol untuk masalah teknis maupun fasilitas yang ada dengan harga yang cukup murah yaitu 70ribu (pre-sale) hingga 99ribu (on the spot) serta bonus kupon makan gratis yang tersedia cukup banyak pilihan serta minuman ringan lainnya.

                                                    Panic! At The Disco

Kembali ke Big Wave 2011. Untuk HTM yang mahal disertai pembagian kelas yang 'konyol' untuk sebuah Punk rock live show, promotor ini (Big Daddy entertainment) cukup banyak dikritik dan dikecam oleh sebagian besar fans BR di Indonesia, walau memang sebagian yang sudah 'mapan' atau mempunyai tabungan uang yang cukup bisa membeli tiket untuk menyaksikan atau menjadi saksi sejarah penampilan intelektual ataupun kuliah umum dari Profesor Dr. Graffin cs di GBK ini. Memang beberapa fans akhirnya mengurungkan niatnya untuk datang, sebagian lagi tetap datang sambil berjaga-jaga jika HTM turun atau mungkin menunggu "jebolan" :). Ya, patut diberi 2 jempol untuk usaha teman-teman yang tetap datang untuk menyaksikan penampilan perdana opa-opa BR tersebut. Beberapa penonton datang dari berbagai daerah sekitar Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga yang saya tahu ada yang datang dari Makasar, Manado, juga Medan. Sedikit membahas HTM lagi, ternyata benar, God bless u guys, God always save punk rock show.. HTM diturunkan, kelas VIP sepi banyak kursi kosong. Akhirnya penonton yang membeli tiket kelas tribun paling atas (jauh) dikomandoi oleh panitia untuk berpindah ke tempat VIP karena memang waktu saya datang tepat jam 7 melihat area VIP sepi dan terasa 'garing'. Akhirnya untuk menutupi kegaringan itu, area VIP diisi oleh penonton yang sebagian sudah membeli tiket tribun yang harganya kurang dari setengahnya harga VIP. Belum cukup sampai disitu saja, penonton VIP mulai berpindah ke arah festival yang lebih dekat lagi dengan stage. Dismaping itu penonton yang tadinya di tribun, pindah ke VIP, akhirnya sebagian (tidak semua) juga bisa pindah lebih dekat ke festival. Pas Mantap..! belum lagi yang terjadi di tiket box, harga semakin turun dan beberapa orang membeli tiket festival dengan harga yang makin turun hingga kalau tidak salah teman saya dari Bekasi ada yang membeli tiket 1/10 dari harga yang diumumkan sebelumnya, dari yang awalnya dijual 450ribu akhirnya kabar terakhir terjual 45ribu, entah karena kenal dengan panitia atau emmang sudah keputusan panitia (kurang tahu secara pasti juga). Akhirnya para penonton dan fans setia Bad Religion mulai berdatangan masuk memenuhi area festival yang tadinya agak sepi jadi bertambah penuh terus. Yellowcard menyudahi show-nya tepat jam 8 malam, pas 1 jam. Sayapun agak sedikit menikmati penampilan Yellowcard, cukup rapih permainannya serta paduan biolanya dalam kemasan pop-punk mereka. Sayangnya banyak lagu yang terlalu mellow. Lalu dilanjutkan Panic! At The Disco. memulainya sekitar jam 8.30 malam. Sayangnya saya tidak tahu lagu-lagu mereka. Hanya sedikit sekali, karena baru-baru ini saya mendengarkan mp3nya yang berjudul 'Let's kill tonight' dan yang ada kata-kata 'Ballad of Monalisa'-nya. Sejam pas juga akhirnya berakhir jam 9.30 malam. Beberapa penggemar Yellowcard dan Panic! At The Disco yang cukup kontras terlihat, akhirnya sebagian (besar) meninggalkan panggung, sebagian kecil tetap tidak berpindah dan ikut menyaksikan Bad Religion. Penonton yang mau keluar dari kerumunan fans BR terlihat sekali, sampai-sampai ada yang nyeletuk bilang, "Ayo..ayo, ABG pulang, besok sekolah lagi"...walau mungkin masih ada penonton lain yang masih sekolah penggemar BR juga. Entah apa yang terjadi jika saya masih ABG di hari ini. Dulu saya untungnya waktu masih ABG (masih sekolah) sudah menyukai Bad Religion, hingga harus 15 tahun lebih saya menunggu kehadirannya main di Indonesia. God bless us all...Alhamdulillah ya Allah..:)



                                                           Bad Religion

Akhirnya pertunjukan akbar (bagi penggemar BR, punkrockers, hardcore kids, Skinhead bois, dsb..) dimulai sekitar jam 10 malam tepat. Dimulai tembang 'The Resist-stance' mendobrak tanpa basi basi, hanya menandai salam hormat kepada penonton. lalu dilanjut dengan 'Social suicide', dan ke-3, '21st century digital boy' yang membuat gelombang moshing dan body surfing meningkat tajam. Penonton-pun hampir semua ber-sing a long di lagu ini. Di jeda beberapa lagu, akhirnya Greg Graffin beramah-tamah dengan penonton, juga Jay Bentley ikut nimbrung dengan penonton disertai canda dan keantusiasan mereka dengan fans BR di Indonesia. Lagu demi lagu dibawakan, seperti 'Wrong way kids', 'Punk rock song', 'Los Angeles is burning', 'Come Join Us', juga lagu lawas yang pasti dapat respon tinggi dari penonton untuk ber-sing a long dan ber-rusuh-ria. Sayapun sempat merekam ke video lagu 'Let them eat war'. Dilanjutkan lagi lagu-lagu hit mereka (apa sich yang tidak hit dari lagu mereka?)... Ya, 'Generator' dimulai dengan intro yang diperlambat menjadi irama balada, dan dinyanyikan bersama-sama penonton, ditambahi trik-trik ekspresif ala pantomim oleh Graffin. Dilanjutkan 'Do what you want' yang banyak di request penonton dan membuat 'crowd' jadi menggila, juga 'Anesthesia', dsb. Hingga encore dengan diakhiri lagu 'Fuck Armageddon, this is hell'. Berhenti sejenak beberapa menit disertai teriakan penonton "Kami mau lagi..kami mau lagi (dalam bahasa Inggris), langsung Brooks Wackerman memainkan solo drum-nya. disambung intro yang sangat familiar oleh Brian Baker (yang memakai kaos bergambar Presiden Soekarno karena penghormatannya kepada sang tokoh yang juga dikenal kepemimpinannya oleh masyarakat dunia), ya..lagu 'American Jesus' dimulai, langsung disambut 'histeris' oleh penonton yang menggelinjang dengan suhu tinggi disertai keringat. Dilanjutkan dengan 'Infected' dan ditutup oleh 'Sorrow'. Yeahhhh, akhirnya sang legenda menyudahi permainannya disertai respon positif dan keantusiasan fans-nya di Jakarta ataupun penonton di Indonesia disertai 'janji' kalau mereka akan kembali lagi, berharap bisa sepanggung dengan NOFX atau mungkin Black Flag seperti waktu Greg masih muda dan kagum melihat pertama kalinya penampilan Black Flag, atau dengan canda konyolnya lagi kapan-kapan kami mau bermain dengan Beyonce mungkin?..celotah pak Profesor Graffin sebelum mengakhiri tembang pamungkasnya, "Sorrow". Tak lupa, si kutu loncat Greg Hetson tampil agresif dan sering meloncat, namun tidak selincah seperti waktu Live at Paladium 5 tahun silam.

                                          the last song...and there will be...sorrow...

Ya, akhirnya show must go off at 11.30 pm. Satu setengah jam dengan 25 lagu akhirnya BR berhasil mengobati rasa penasaran dan penantian fans berat mereka yang sudah dikenalnya dari akhir 80 atau awal 90an ini, atau mungkin penontonpun ada yang sudah mengenalnya sejak awal 80an? memang penggemar BR lintas generasi, terlihat ada yang memang sudah "tua" sekali yang saya temui, mungkin ada yang sudah hampir 50an, ada juga yang masih belasan tahun. Berapapun umurnya, this is all ages show..punk and stay young till end.. Uups, ada 1 masalah lagi yang akan saya ungkapkan, walau show berjalan lancar dari awal hingga selesai, tetapi kekhawatiran dari kemungkinan nomor 3 tadi juga terjadi di show. Penonton yang melakukan body surfing hingga terbawa keluar pagar pembatas (barrier) beberapa diantaranya dibawa ke ruang security seperti layaknya menangkap seorang penjahat atau copet, jadi rasanya saya melihat kejadian ini seperti tidak "dimanusiakan". Truely sucks man..that's Shit.. Untungnya banyak penonton juga yang merespon kelakuan algojo/bodyguard panggung dengan meneriakan 'arogan' atau menyoraki security panggung itu ketika ada beberapa penonton yang naik pagar dan mengejar para personil BR yang baru selesai pamitan ketika acara berakhir. Jika penonton tidak meneriakinya, mungkin beberapa penonton tadi akan dibawa lagi ke ruang khusus untuk di'aman'kan. Padahal aksi penonton seperti itu sama sekali tidak membahayakan. Termasuk ada seorang warga negara asing (bule) yang mau diangat terus (body surfing) akhirnya terlempar ke luar pagar batas dan akhirnya dibawa (diamankan) petugas panggung ke ruang khusus. Hmmm, memang arogan atau memang pihak panitia/penanggung jawab awam terhadap konser band punk?? Lain kali survey atau minimal lihat di DVD bajakan aja lah gimana sich pertunjukan musik rock itu..! jangan disamakan dengan pertunjukan boyband atau popstar dong... Apa kata dunia? Lagian khan bisa mencontoh petugas keamanan panggung konser-konser di luar, jika ada yang terlempar keluar pagar batas karena body-surfing ya sewajarnya dikembalikan (dilemparkan) lagi ke kerumunan penonton daripada harus digiring ke ruang khusus untuk di'aman'kan. Untuk masalah teknis dan ketepatan waktu oke lah, salut. tapi untuk urusan kenyamanan penonton untuk menikmati dan mengapresiasi musiknya, masih minim sekali. (NBF)

6 komentar:

  1. Konser NOFX itu bukannya 2007 yah cyin? Bulan2 april gitu deh kayaknya, coba dicek lagi.
    Mengenai tiket murah, saya kok malah agak was2 ya kalo tiketnya terlalu murah, kayak waktu konser NOFX itu contohnya, kalo gak salah tiketnya cunma 80rb-an, tp trs ternyata promotornya bermasalah dan NOFXnya gak jadi dibayar. Kan malu2in tuh, bikin band2 lain jd pikir2 lagi kl mau manggung di jkt. Kalo saya sih cuma pengen pertunjukannya sebanding dg harga tiketnya, dan bad religion malem itu sebanding banget menurut saya.

    BalasHapus
  2. ya, sepertinya saya lupa 2006 apa 2007. thanks atas koreksinya.. ya kalo menurut analisa anda konser kyk NOFX itu murah lalu bermasalah, seenggaknya penonton mayoritas juga merasakan tolak ukur kesuksesannya dimana? jadi boleh saja anda menganggap konser NOFX bermasalah. tinggal para personil NOFX-nya bermasalah gak? kalo mslh bayaran memang saya gak tahu. lalu utk BR kmrn, kalau sebanding dgn harga awal tiket, kenapa akhirnya diturunkan dan yang tribun dipindahkan ke VIP? soalnya yang bikin sukses, crowd-pun puas justru karena bisa menampung fans yang benar2 mau menikmati, juga sebagian lagi tetap bisa menikmati tanpa hrs berberat hati dengan harga awal yg 4x lipat lebih dari harga NOFX. sebenarnya jika promotor bisa menurunkan sedikit sampai 200-300ribu saja (tanpa sama dgn harga NOFX), bisa lebih banyak lagi yang dtg daripda akhirnya membuat masalah juga thd yg beli festival 450ribu, tetapi di menit-menit sebelum BR mulai main diturunkan juga menjadi 100ribuan.. :)

    BalasHapus
  3. btw, ini saya baca postingan orang di kaskus yg liat twitternya Fat Mike & Jay Bentley.

    FatMike_of_NOFX Mike Burkett
    @jay_bentley
    hi Jay, how was show? Did you guys get paid? I wanna play Jakarta and get paid!
    Quote:
    jay_bentley jay bentley
    @FatMike_of_NOFX the show was so good they gave us our money too! Let's go back together. Aren't you in japan right now?

    nah itu Fat Mike bilang NOFX berarti wkt 2007 main di jkt di bayar & ga ada masalah dong? hehee..:)

    BalasHapus
  4. Errr.. Itu yg posting di kaskus sebenernya temen saya yg ngeliat retweet dari akun Fat Mike dan jay bentley di TL saya.. But anyway,doesn't the 'I wanna play jakarta and get paid' part mean that he did not get paid the first time he played in jakarta? Or am I the only one who sense the sarcasm?
    Tapi emang ngeselin sih ya, harga tiketnya diturunin tiba2 gitu. Kan jadi ngerasa rugi udah bayar penuh... *menangisi dompet yg kosong*

    BalasHapus
  5. haha..iya. anyway, ikhlaskan aja deh..mana tau kita siap2 dr awal beli harga awal, akhirnya di tengah2 acara diturunin jauh bgt? yg ptg khan udh terbayarkan dgn dahaga, keringat & air mata..cieeeh :)btw nonton di mana? fest A, B atau VIP?

    BalasHapus
  6. Di festival B cyin. Isinya om2 berbadan gede semua, padahal baru beberapa menit sebelumnya festival cm berisi abg2 unyu..

    BalasHapus