UP AND ATOM - E.P, Self Released, 2012.
Album E.P ini juga saya dapat dari gitaris mereka Marcus dan Matt ketika mereka tur di Asia Tenggara. 2 kali saya bertemu mereka, yang satunya bermain bersama di studio gig di Jakarta, satu lagi di Depok. Mereka adalah 5-piece pop-punk/easycore dari Melbourne, Australia. selain berbagi kenang-kenangan (karena saya juga memberi mereka kenang-kenangan berupa stiker, patch dan tas, mereka (terutama Marcus) banyak ngobrol ngalor-ngidul tentang cerita band-band pop-punk di Australia yang jauh dari mainstream dan cenderung independen atau melakukannya sendiri (DIY) hingga ngobrolin band-band kesukaan kami dari hardcore hingga grind dan death metal. mereka juga beberapa diantaranya adalah straight-edge dan gara-gara melihat saya memakai kaos Earth Crisis, Matt memberi saya jam tangan X-edge, It's Still OK Not To Drink :). Merekapun tahu band-band pop-punk/melodic di Indonesia siapa saja, jadi pop-punk Australia (menurut mereka) berbeda dengan band-band pop-punk di Indonesia yang rata-rata banyak yang mengejar major label mengikuti jejak Green Day hingga Simple Plan yang jadi superband yang disayang oleh mayor label disana. komposisi pop-punk mereka tidak mellow atau emotif, mereka mengaransemen yang cenderung agak hardcore, terinspirasi oleh New Found Glory dan Four Year Strong, juga band-band punk Australia. ramuan pop-punk mereka tidak seperti pop-punk major yang cenderung mid-tempo dan dipoles, tapi cukup banyak perpaduan ketukan cepatnya yang mengingatkan saya akan Propagandhi dan Strung Out. Simak video mereka di youtube yang berjudul 'Clarity' dengan beberapa potongan gambar dan show-nya di beberapa kota di Indonesia, dan juga kontaklah mereka, cukup ramah dan antusias jika ngobrol dengan mereka walau kitanya sendiri masih belepotan dengan bahasa Inggris, mereka cukup mengerti maksud pembicaraan kita. Hampir 5 lagu dalam album E.P ini dapat dinikmati di pagi hari sebelum memulai aktivitas.
T.S.A - Back To Kindergarten, Rough Draft Music, 2010
Ini adalah album tribut untuk para sesepuh Hardcore Punk di kota Bulacan, Filipina. Album ini, saya diberi gratis oleh drummer mereka ketika saya main bareng mereka di Singapore. Mereka adalah trio enjiniring hardcore punk dari Filipina yang sudah eksis sejak awal 90an. Trio ini diisi oleh Bimboi San Pedro (Gitar), Ojie Arcega (Drums) dan Pedro Bandido (Bass, vokal). Namun mereka semua sekarang tidak tinggal di Filipina lagi karena mereka bertiga bekerja di Singapore dan mereka semua bergerak di bidang arsitek, maka mereka sering manggungnya di Singapore, walau mereka tetap membawa bendera Philipippine Hardcore Punk. Ketiga personil ini juga sudah berumur semua, apalagi sang Drummer, Ojie Arcega nampak terlihat habis rambutnya, sehingga terlihat bagian belakangnya saja. T.S.A merupakan sebuah singkatan yang multi-makna, hampir seperti M.D.C yang bisa berubah-ubah kepanjangannya, atau di Indonesia ada H.H.H (Bekasi) yang juga bisa multi-makna. Kemungkinan (entahlah) bisa saja saya namai mereka The Students of Architecture, atau The Street Architect atau entahlah, saya hanya mencoba menamai mereka sendiri. Salahnya dulu waktu bermain bersama di Singapore saya lupa menanyakan kepanjangan dari T.S.A. Juga karena di info manapun mereka jarang sekali menyebut kepanjangan nama band mereka. Total track di album CD ini ada 17 lagu, 15 lagu adalah cover song band-band Filipina yang menginspirasi mereka seperti Urban Bandits yang lagunya dirilis tahun 1985, Dead Ends (1987), L.O.V (1986), Sex Militants (1985), G.I & The Idiots (1986), Deceased (1986), T.R.A.S.H. (1986), R.D.A (1986) serta band hardcore setongkrongan mereka, Throw (2000) yang dinyanyikan dengan bahasa Tagalog (bahasa resmi mereka). 2 lagu terakhir di track 16 & 17 adalah lagu mereka sendiri, yaitu 'Fuck Authority' dan ditutup oleh 'Life's Slipping Away' yang sekilas mirip Sick Of It All dan Agnostic Front. Salut, rekamannya terdengar bersih dan cukup modern walau membawakan nomor-nomor klasik, ketukan dan variasi drum-nya juga terdengar ramai dan nyekil. Punks sampe aki-aki! :)
V/A YESTERDAY IS GONE, TODAY I HOLD ON,
Album E.P ini juga saya dapat dari gitaris mereka Marcus dan Matt ketika mereka tur di Asia Tenggara. 2 kali saya bertemu mereka, yang satunya bermain bersama di studio gig di Jakarta, satu lagi di Depok. Mereka adalah 5-piece pop-punk/easycore dari Melbourne, Australia. selain berbagi kenang-kenangan (karena saya juga memberi mereka kenang-kenangan berupa stiker, patch dan tas, mereka (terutama Marcus) banyak ngobrol ngalor-ngidul tentang cerita band-band pop-punk di Australia yang jauh dari mainstream dan cenderung independen atau melakukannya sendiri (DIY) hingga ngobrolin band-band kesukaan kami dari hardcore hingga grind dan death metal. mereka juga beberapa diantaranya adalah straight-edge dan gara-gara melihat saya memakai kaos Earth Crisis, Matt memberi saya jam tangan X-edge, It's Still OK Not To Drink :). Merekapun tahu band-band pop-punk/melodic di Indonesia siapa saja, jadi pop-punk Australia (menurut mereka) berbeda dengan band-band pop-punk di Indonesia yang rata-rata banyak yang mengejar major label mengikuti jejak Green Day hingga Simple Plan yang jadi superband yang disayang oleh mayor label disana. komposisi pop-punk mereka tidak mellow atau emotif, mereka mengaransemen yang cenderung agak hardcore, terinspirasi oleh New Found Glory dan Four Year Strong, juga band-band punk Australia. ramuan pop-punk mereka tidak seperti pop-punk major yang cenderung mid-tempo dan dipoles, tapi cukup banyak perpaduan ketukan cepatnya yang mengingatkan saya akan Propagandhi dan Strung Out. Simak video mereka di youtube yang berjudul 'Clarity' dengan beberapa potongan gambar dan show-nya di beberapa kota di Indonesia, dan juga kontaklah mereka, cukup ramah dan antusias jika ngobrol dengan mereka walau kitanya sendiri masih belepotan dengan bahasa Inggris, mereka cukup mengerti maksud pembicaraan kita. Hampir 5 lagu dalam album E.P ini dapat dinikmati di pagi hari sebelum memulai aktivitas.
T.S.A - Back To Kindergarten, Rough Draft Music, 2010
Ini adalah album tribut untuk para sesepuh Hardcore Punk di kota Bulacan, Filipina. Album ini, saya diberi gratis oleh drummer mereka ketika saya main bareng mereka di Singapore. Mereka adalah trio enjiniring hardcore punk dari Filipina yang sudah eksis sejak awal 90an. Trio ini diisi oleh Bimboi San Pedro (Gitar), Ojie Arcega (Drums) dan Pedro Bandido (Bass, vokal). Namun mereka semua sekarang tidak tinggal di Filipina lagi karena mereka bertiga bekerja di Singapore dan mereka semua bergerak di bidang arsitek, maka mereka sering manggungnya di Singapore, walau mereka tetap membawa bendera Philipippine Hardcore Punk. Ketiga personil ini juga sudah berumur semua, apalagi sang Drummer, Ojie Arcega nampak terlihat habis rambutnya, sehingga terlihat bagian belakangnya saja. T.S.A merupakan sebuah singkatan yang multi-makna, hampir seperti M.D.C yang bisa berubah-ubah kepanjangannya, atau di Indonesia ada H.H.H (Bekasi) yang juga bisa multi-makna. Kemungkinan (entahlah) bisa saja saya namai mereka The Students of Architecture, atau The Street Architect atau entahlah, saya hanya mencoba menamai mereka sendiri. Salahnya dulu waktu bermain bersama di Singapore saya lupa menanyakan kepanjangan dari T.S.A. Juga karena di info manapun mereka jarang sekali menyebut kepanjangan nama band mereka. Total track di album CD ini ada 17 lagu, 15 lagu adalah cover song band-band Filipina yang menginspirasi mereka seperti Urban Bandits yang lagunya dirilis tahun 1985, Dead Ends (1987), L.O.V (1986), Sex Militants (1985), G.I & The Idiots (1986), Deceased (1986), T.R.A.S.H. (1986), R.D.A (1986) serta band hardcore setongkrongan mereka, Throw (2000) yang dinyanyikan dengan bahasa Tagalog (bahasa resmi mereka). 2 lagu terakhir di track 16 & 17 adalah lagu mereka sendiri, yaitu 'Fuck Authority' dan ditutup oleh 'Life's Slipping Away' yang sekilas mirip Sick Of It All dan Agnostic Front. Salut, rekamannya terdengar bersih dan cukup modern walau membawakan nomor-nomor klasik, ketukan dan variasi drum-nya juga terdengar ramai dan nyekil. Punks sampe aki-aki! :)
V/A YESTERDAY IS GONE, TODAY I HOLD ON,
A DIWYF Compilation, UNYU-UNYU Record, 2011.
Kompilasi band-band lokal ini sebenarnya sudah di rilis sekitar bulan puasa tahun 2011 lalu. Menarik? Ya menarik, this is All ages compilation and all that believe in D.I.Y or Do it with friends because they doing together without idol without fans. Karena nilai lebih lainnya juga diisi oleh berbagai band lintas kota dan lintas genre dengan hasil output sounds yang berbeda-beda juga. Ada band-band yang sudah sering mengisi gig lokal, adapula yang tidak sering tampil tapi sudah merilis album dan/atau merchandise. Ada 25 band disini dengan karya sendiri semua. Dibuka oleh TERRIBLE SEASON, memainkan nuansa lagu model Rocket Rockers gitu. Permainan drum-nya konstan dan beat-nya variatif, Cuma liriknya serta pengolahan kata-katanya saya kurang nyaman mendengarnya. Dilanjutkan TESTIFY AGAINST TEMPER, Newskool HC/Beatdown ala NYHC yang ‘galak’. ANAL BLAST TERROR, Porn-Grind/HC yang sepertinya berbau canda juga. SILUMAN GULALI, cukup menarik dalam menampilkan rock alternative/grunge dengan komposisi 3-chord, feedback buatan yang menawan dan mid-tempo yang tertata rapih. DEAD ALLEY, fastcore puitis yang politis, dan band ini tidak asing buat saya, karena mereka aktif di scene Semarang dan beberapa kali pernah trade zine dengan saya. LAKNAT, grind? Sepertinya mencoba memainkan grind dengan sound yang tipis dan agak high-tune, liriknya menyerang slogan-slogan familiar di scene HC/Punk sendiri, terutama para hipster pemuja fashion daripada passion? Sepertinya begitu. Masih ada WARNING BACK, HOLD IT DOWN (Newskool HC), BROTHER CRIME (Digital Grind). POWER PUNK, dengan komposisi Grind punk cepat dan anti-klimaks, yang digawangi pemain-pemain lama seperti Aldi (KEPARAT) dan Kiming (ex-DAJJAL). MESIN BISING, menarik perhatian lagi nich, band stoner rock/blues yang cukup menjanjikan untuk menggeser SERINGAI, liriknya juga politis. CONCRETE, mari kita bernostalgia di era akhir 90an, disamping diisi oleh Ugum & Toto (ex-BURGERKILL), ini band yang bisa merepresentasikan kembali bagaimana memainkan musik hardcore dengan kombinasi metallic itu beginilah seharusnya. Sebelum metalcore menjadi booming dan profitable nan fashionable, mereka yang memainkan metal-core rasanya belum lunas untuk membayar hutang yang diberikan kredit tanpa agunan oleh band ini bagaimana roots metalcore itu memerlukan power dan passion akan semangat dalam pesan serta atmosfernya, seperti yang diberikan CONCRETE yang mengingatkan kejayaan EARTH CRISIS maupun band-band Euro metallic HC bernyawakan SLAYER di tiap aransemennya di era 90an. Dilanjutkan PURIFY, deathcore gahar dengan riff-riff yang sungguh teknikal. FEMAU, ups, ada apa dengan judul lagunya? Ditulis dengan bahasa Sunda dan dengan lirik yang repetitif seperti judulnya, ‘Parawan tai’. Hmmm, seperti mengarah ke seksisme. Semoga saja dugaan saya salah dan lebih baik lagi kalau mereka menyertai eksplanasi dalam sepenggal liriknya. SEIZED dari Kediri, another Helmy HANTAMRATA/SUHATKOR Record’s project. Memainkan fast old style hardcore dipadu dengan aggressive HC ala AMERICAN NIGHTMARE. PROxAKTIF, play fast and super short-up ‘comedy concept’ in my opinion. Wah, masih banyak band-bandnya…. Apa lagi ya yang bisa saya sampaikan? Masih ada RESOLVE, TEARS OF JESSICA, RESIST, SCREAM OF Oi! (Satu-satunya band Oi!/Punk yang beberapa personilnya adalah skinhead dari Semarang yang cukup tinggi jam terbangnya), AKHIRSEBUAHCERITA, DEATH OF PRESIDENT yang sepertinya direkam sepertinya di Mp3 player atau kamera digital, KW-13, STORY FOR KIDS, dan diakhiri YOUTHFULL AGRESSION, melodic metal/metalcore era 2000an keatas yang cukup teknikal dan gelap. Secara produksi cukup menarik, simple, informatif dan sangat membantu menambah networking dalam pengenalan eksistensi mereka atau turut meramaikan semangat 'kerjasama' dalam membangun atau mempertahankan skena terkait.
kontak : Distractor zine, petzrosh@yahoo.com
kontak : Distractor zine, petzrosh@yahoo.com
MILISI KECOA/HARDA TIDER, Split CD, WHMH Recs/Alternaive/Doombringer & partners, 2011.
Split CD ini saya rasa menjadi rilisan terbaik dan fenomenal di akhir 2011 ini. HARDA TIDER (Swedia) memulai track yang menghebohkan, menyanyikan lagu berbahasa Indonesia dengan judul ‘Aroma Keringat’, menceritakan kebanggaan dalam aktivitas di scene hardcore punk yang layak untuk dipertahankan, band-band yang menginspirasi mereka, ANTI-CIMEX, TOTALLITAR, SNOBB SLAKT, yell yell scene kota mereka di Swedia dengan sebutan Crime City Hardcore cukup menjelaskan betapa tinggi semangat mereka dengan apa yang dialami mereka dengan hardcore punk sebagai kancahnya. Lagu-lagu lain juga menggunakan bahasa Swedia dicampur bahasa Inggris, Medans Vi Faller, Stormen, The Clean Out, juga satu cover song dari ANTI-CIMEX di porsi terakhir Harda Tider di split album ini, Skandinavian Jawbreaker. MILISI KECOA (Bandung) yang menjadi reinkarnasi kejayaan band-band oldschool HC 80an di Amerika model BAD BRAINS, DEAD KENNEDYS, BLACK FLAG, GOVERNMENT ISSUE & MINOR THREAT berhasil didaur ulang oleh MILISI KECOA dengan sound yang terdengar vintage dan representatif, serta mempunyai karakter lokal tersendiri di samping lirik-lirik kritis yang cerdas dan ‘nonjok’. Berbicara lirik, pasti ‘josss’. Cek lagu pertama mereka, ‘Paranoia massal’. Sangat representatif dalam menggambarkan watak sebagian masyarakat kita yang ‘paranoid’ bin sempit dan senstif terhadap perbedaan keyakinan yang harusnya menjadi tanggung jawab personal. Track selanjutnya, ‘Parasites’ bercerita tentang aparat penegak hukum yang suka bersikap parasit. ‘Overpopulated’, menggambarkan kondisi bangsa ini, cukup ‘berat’ membahas masalah ini. Satu cover song milik band punk Bandung era 90an, THE CLOWN yang masih bercerita tentang aparat penegak hukum yang kadang barbar & brutal dalam cara-cara menyelesaikan masalah, ‘Police brutality’. Berikutnya, lagu yang saya rasa cukup personal buat sang pengendali mikrofon, ‘Bukan untukku!’ Lagu yang menceritakan pilihan hidup yang terhambat oleh seseorang yang merasa dirinya lebih benar dan ‘preachy’, dan ‘Artificial’ tentang konsumtivitas masyarakat akan ‘citra’ buatan berwujud penampilan dunia modern yang palsu. Mereka telah menghabiskan waktu selama kurang lebih 2 bulan dalam rangkaian tur mereka keliling Asia Tenggara, dan berakhir di Jakarta.
#
Retrospective Review
DOM 65 - Commited, Ruckson Music, 2009
Beranjak mundur sedikit ke tahun 2009, album DOM 65 ini merupakan favorit saya juga, hampir setiap sabtu atau minggu pagi saya setel. Setelah saya menyimak lagu antemik cover song milik Pink Floyd, 'Shine On Your Crazy Diamond' yang di daur ulang menjadi komposisi Street rock saya mulai jatuh cinta dengan band ini. sebelumnya saya hanya mendengar sekilas-sekilas saja walau beberapa review banyak yang merekomendasikan album-album mereka, terutama album sebelumnya 'Greatest Pledge Articles' yang juga menyuguhkan track-track paten seperti 'Me and the kids', maka setelah dengar kabar kalau mereka akan mengeluarkan album baru di tahun 2009 saya terus ikuti perkembangannya. album Commited saya rasa menjadi sebuah bentuk pendewasaan dengan artwork yang terkoordinir walau hanya sekedar produk free-hand dan print 2 warna (black & white) tapi menjadi citarasa tersendiri dari kesederhanaan yang justru detail dalam penyajian desain maupun kemasan produksinya. Dalam album ini juga, tendensi kemarahan dalam pesan lagu-lagunya sedikit menurun, bukan berarti jatuh, tapi detailnya semua lebih terdengar stereo. Diawali lagu '8 to 8', menarik sekali dengan tema keseharian seorang pekerja (tentunya saya mengalaminya). dilanjutkan 'Collapse' yang menampilkan suara gitar akustik, 'Bankrupt', dan satu lagi favorit saya, 'No Ticket to Jakarta'. Masih banyak tembang-tembang menarik, 'Televistor', 'Face the Dust', 'Second wave', sangat real dan pas dengan hidup saya, inilah 'New Kid On the real world' yang sing-a-longable dan penuh semangat walau dalam dunia nyata kita banyak dihadapi masalah rumit, ditambah 'Hyena Party', dan ditutup dengan 'Trouble In Troubles'. Nada yang dipenuhi Harmonisasi, mid-tempo yang terarah dan tidak membosankan, serta paduan akustik serta ritmik gitar yang benar-benar bukan nada 'pasaran' Punk, walau distorsi tidak setebal album-album sebelumnya. vokal yang penuh penghayatan, sampai-sampai teman saya bilang ini band UK ya? musiknya lebih menarik dari 'Sham 69' ataupun 'Cock Sparrer', katanya. langsung saya bilang ini band lokal, rilisan terbaik tahun ini saya bilang. Ya, memang terasa seperti band luar, karena lirik & judul lagunya berbahasa Inggris semua. mungkin menurut mereka kurang pas, atau kurang sreg atau alasan lain sehingga mereka tidak membuat agu berbahasa Indonesia (daerah) lagi seperti album-album sebelumnya. Jika kalian penggemar Rock n' roll 70-80an, penyuka Punk yang juga suka progresif rock seperti Marillion, Pink Floyd dan Rush, pecinta rock alternatif 90an, juga Skinhead bois yang menikmati jalanan sebagai rumah pertamanya, simak, dengarkan dan menjadi keras dengan DOM 65 sekarang juga.
#
Retrospective Review
DOM 65 - Commited, Ruckson Music, 2009
Beranjak mundur sedikit ke tahun 2009, album DOM 65 ini merupakan favorit saya juga, hampir setiap sabtu atau minggu pagi saya setel. Setelah saya menyimak lagu antemik cover song milik Pink Floyd, 'Shine On Your Crazy Diamond' yang di daur ulang menjadi komposisi Street rock saya mulai jatuh cinta dengan band ini. sebelumnya saya hanya mendengar sekilas-sekilas saja walau beberapa review banyak yang merekomendasikan album-album mereka, terutama album sebelumnya 'Greatest Pledge Articles' yang juga menyuguhkan track-track paten seperti 'Me and the kids', maka setelah dengar kabar kalau mereka akan mengeluarkan album baru di tahun 2009 saya terus ikuti perkembangannya. album Commited saya rasa menjadi sebuah bentuk pendewasaan dengan artwork yang terkoordinir walau hanya sekedar produk free-hand dan print 2 warna (black & white) tapi menjadi citarasa tersendiri dari kesederhanaan yang justru detail dalam penyajian desain maupun kemasan produksinya. Dalam album ini juga, tendensi kemarahan dalam pesan lagu-lagunya sedikit menurun, bukan berarti jatuh, tapi detailnya semua lebih terdengar stereo. Diawali lagu '8 to 8', menarik sekali dengan tema keseharian seorang pekerja (tentunya saya mengalaminya). dilanjutkan 'Collapse' yang menampilkan suara gitar akustik, 'Bankrupt', dan satu lagi favorit saya, 'No Ticket to Jakarta'. Masih banyak tembang-tembang menarik, 'Televistor', 'Face the Dust', 'Second wave', sangat real dan pas dengan hidup saya, inilah 'New Kid On the real world' yang sing-a-longable dan penuh semangat walau dalam dunia nyata kita banyak dihadapi masalah rumit, ditambah 'Hyena Party', dan ditutup dengan 'Trouble In Troubles'. Nada yang dipenuhi Harmonisasi, mid-tempo yang terarah dan tidak membosankan, serta paduan akustik serta ritmik gitar yang benar-benar bukan nada 'pasaran' Punk, walau distorsi tidak setebal album-album sebelumnya. vokal yang penuh penghayatan, sampai-sampai teman saya bilang ini band UK ya? musiknya lebih menarik dari 'Sham 69' ataupun 'Cock Sparrer', katanya. langsung saya bilang ini band lokal, rilisan terbaik tahun ini saya bilang. Ya, memang terasa seperti band luar, karena lirik & judul lagunya berbahasa Inggris semua. mungkin menurut mereka kurang pas, atau kurang sreg atau alasan lain sehingga mereka tidak membuat agu berbahasa Indonesia (daerah) lagi seperti album-album sebelumnya. Jika kalian penggemar Rock n' roll 70-80an, penyuka Punk yang juga suka progresif rock seperti Marillion, Pink Floyd dan Rush, pecinta rock alternatif 90an, juga Skinhead bois yang menikmati jalanan sebagai rumah pertamanya, simak, dengarkan dan menjadi keras dengan DOM 65 sekarang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar