Sekarang sudah pertengahan tahun 2016. Bulan Agustus, dimana musim kemarau belum juga datang dan masih terus diguyur hujan. entah ada apa dengan gejolak alam ini? Perubahan iklim yang memburukkah? Ada hal yang memang terlihat nyata pada arah memburuknya perubahan iklim global kita.
Siklus 'hijrah' (meninggalkan aktivitas musik untuk mendalami 'agama') mungkin sudah berkurang di beberapa bulan ini. Dan bila ada berita baru tentang teman atau pegiat scene yang 'hijrah' saya sudah masa bodo amat lah sekarang. Mau mereka bilang, mereka lebih baik dan kita yang belum hijrah tidak baik ya silahkan, saya sudah malas untuk menanggapinya lagi. Yang pasti, Secara
fitrah manusia menyenangi suara gemercik air yang turun ke bawah, kicau
burung dan suara binatang-binatang di alam bebas, senandung suara yang
merdu dan suara alam lainnya. Nyanyian dan musik merupakan bagian dari
seni yang menimbulkan keindahan, terutama bagi pendengaran. Pada hukum
nyanyian dan musik ada yang disepakati dan ada yang diperselisihkan. kalau
memang anti musik, mereka juga harusnya konsisten kalau hp mereka tidak boleh pakai
ringtone, jangan dengarkan radio & nonton tv dimana setiap berapa menit
pasti ada unsur musiknya. ekspresi & perasaan itu khan tidak perlu buat mereka. Cipta, rasa & karsa itu khan tidak ada bagi mereka..hehee. Aneh memang jalan pikir mereka :)
Saat ini, saya kebetulan masih main band dengan salah satu band thrashcore generasi awal-lanjutan dari TASTE OF FLESH, RELATIONSHIT, SCREWFACE, GUDANGXGARAM, MORTAL COMBAT, ANJINGTANAH dan DOMESTIK DOKTRIN. Ya, sejujurnya saya baru bisa menikmati genre ini selain mendengarkan SPAZZ, CAPITALIST CASUALTIES dan DOMESTIK DOKTRIN yaitu setelah VITAMIN X (Netherland fast/thrash hardcore unit) main di Jakarta 2005 lalu. Sebelumnya memang saya terbiasa mendengarkan rilisan-rilisan band crustcore, crust/grind, crust-punk dan D-beat crust/dis-crust. DISRUPT dan EXTREME NOISE TERROR memang paling berjasa membuat saya menikmati musik-musik bising berdetak kencang dan menggerinda seperti ini. Setelah band saya yang CRUMS itu bubar jalan, saya memang masih rajin mendatangi gigs dimanapun. Hingga akhirnya di akhir 2009 Alfred dari OBSESIF KOMPULSIF mengajak bergabung, saya terima dengan senag hati disamping mereka juga membebaskan saya ikut mengaransemen lagu dan bisa bekerja sama dalam setiap usulan dan persetujuan mereka ketika latihan. Berdekatan dengan itu juga saya diajak latihan (jamming) iseng-iseng oleh Jan (RAINCOAT) dan Yudhis ketika bertemu nonton Hardcore gig di sebuah kafe di daerah Kemang, jakarta Selatan. Jadilah VAGUE dan mereka saat ini sudah tambah besar dan banyak berkarya, baik audio maupun visual dan terdokumentasi dengan baik. Sedangkan band saya yang saat ini masih jalani memang kurang apik dalam pendokumentasian, sehingga beberapa momen krusial yang harusnya bisa diarsipkan seperti video live di negara tetangga harus terlewat begitu saja.
Panggung terakhir saya di VAGUE, sampai akhirnya awal tahun 2013 saya mengundurkan diri
https://soundcloud.com/obsesif-kompulsif
Panggung ketiga saya main bersama OBSESIF KOMPULSIF, Bogor, 2010