Wow, blog ini terakhir di update adalah pada September
2012, dan sekarang sudah tepat setahun baru di update lagi, September 2013. Hahaa, ngapain aja
sich si empunya blog? Lebih-lebih produksi fisik/cetakan dari zine ini, pasti
lebih gak update lagi.. :) Memang kontraproduktif.
Tidak seperti blogzine atau media online lainnya
yang mungkin tiap bulan, minggu atau bahkan beberapa hari pasti ada berita
baru, postingan sebuah info, reportase, review atau semacamnya. Ah, saya harus
melewati bahkan seperti mengakhiri rutinitas ini, terlebih teman-teman yang
dulu sering memberi kontribusipun sibuk semua dengan urusan
pribadi/keluarganya, dan ketika bertemu hanya sebatas menanyakan bahwa zine ini
(NBF) maupun blog-nya di update gak? Tanpa semangat dan saya hanya bisa jawab : "Wah,
belum sempet nich..." Ya, apalagi saya sampai benar-benar tidak bisa
mengontrol blog ini dan memulai tulisan apapun, yang pasti rasanya sulit.
Benar apa yang terjadi dalam setahun ini. saya
seperti lupa bagaimana cara menulis di blog, lupa menulis reportase dan review
yang dulu rajin saya simpan dulu di Ms. Word atau Notebook. Biasa lah... urusan
keluarga, dapur dan kasur :) yang pasti pernah ketika ingin memulai tulisan
review, anak saya menangis dan ibunya (istri saya) sedang sakit, atau sedang
repot, saya dengan rasa gak tegaan dengan sigap langsung mengambil alih
tugas-tugas istri saya, seperti membuatkan susu, menyeboki anak kalau habis
pup, atau gantian menyiapkan makan, menyetrika ketika pakaian
numpuk. Ditambah lagi itu terjadi ketika anak saya sudah 'tambah
nakal' setelah bisa jalan dan lari-lari, otomatis penjagaan ekstra dan
pengorbanan waktu, tenaga serta pikiran terus saya curahkan, sehingga
ketika ingin mulai menulis-pun jadi mood-nya sudah hilang, capai atau malah
kadang memilih hanya melihat video di youtube saja (kadang plus streaming
video-video dewasa) kalau sudah hilang mood nulisnya :).
Walau aktivitas selama setahun saya yang
kontraproduktif ini kadang bisa dibilang membosankan, makan, tidur, kerja,
istirahat sabtu-minggu dan menjadi pemimpin keluarga yang harus dengan
bijak mengelolanya dan adil dalam melakukan tugas-tugasnya, saya tetap
semaksimal mungkin datang dan menghadiri acara-acara (baca : gigs) besar maupun
kecil. kadang-kadang dalam acara kantorpun ketika keluar kota, saya sempatkan
untuk mampir ke suatu event/gig yang kebetulan diorganisir juga oleh teman saya
di kotanya.
Beberapa momen (minimal sebuah jepretan pribadi)
yang mungkin akan saya share disini adalah yang memberikan kesan tersendiri dan
pengalaman yang unik serta menyenangkan, dan bukan dari skala besar atau kecilnya
sebuah event tersebut. Tidak ada kata Gig besar atau Gig kecil disini. Sebut
saja turnya band Fast hardcore Jerman KAMIADA
dimana band saya juga berpartisipasi, Lalu Obscene
Extreme Asia 2013 walau saya juga main di acara 'tandingan'nya pada hari
ke-1 OEF dan saya tidak mempedulikan apakah itu tandingan atau bukan, saya
menikmati kedua acara tersebut kok. Walaupun secara kuantitas acara ini (OEF) tidak
berhasil membuat gelegar pada crowd-nya tapi itu merupakan pengalaman tersendiri
dalam bersenang-senang dengan kebisingan menggerinda yang sensasional juga
disamping di event tersebut ada band-band yang sensasional karena menghibur
maupun karena melakukan aksi politisnya yang terlihat malah setengah hati. Juga
acara seperti turnya Michael Crafter
di Kemang, Jakarta Selatan, acara 'nyuri waktu' di jogja dalam rangkaian acara
kantor di saat senggang yang kebetulan ada DEAD
IN THE GUTTER (Australian D-beat Hardcore) pas dateng dan iseng liburan ke
Jogja malah disuruh tampil dadakan J.
Youth Of Today, Live at GOR Jayabaya, Jakarta 2013
SORE, Live at JRL 2013
Lalu beranjak ke event
korporat ya...ah, korporat gitu loh.. Lagi males komentar juga sich. Kita semua tahu acara musik yang dianggap terbesar ini, Java Rockin' Land 2013 yang baru pertama kalinya saya mendatangi event besar tersebut
dengan alasan saya penasaran dengan Suicidal
Tendencies dan merindukan nostalgia masa ABG saya terhadap salah satu rock
alternatif terbaik Collective Soul, juga
Sixpence None The Richer,
menyaksikan perkembangan pesat band indie lokal yang tambah menyenangkan hingga
menjalani ‘ibadah’ menyaksikan legenda youthcrew hardcore Youth Of Today. Welcome Cappo, Welcome back Porcell.
NAVICULA, Live at JRL 2013
SUICIDAL TENDENCIES, Live at JRL 2013
COLLECTIVE SOUL, Live at JRL 2013
Terakhir, tak
terpikirkan akhirnya bisa merasakan penebusan penasaran saya untuk menonton Metallica, karena saat 20 tahun lalu
tepatnya tahun 1993 saya sudah kenal dan menikmati lagu-lagunya (saya
mendapatkan album s/t atau Black Album
sekitar tahun 91-92 dengan sangat mudah di toko kaset dekat rumah saya).
Ketika Metallica datang pertama tahun 93 itu,
saya baru kelas 1 SMP dimana orangtua saya melarang datang
menontonnya karena mengkhawatirkan juga diri saya yang masih
sangat belia untuk melihat konser besar dan beresiko itu, hingga
malah kekhawatiran itu berbuah dengan terjadi kerusuhan yang tidak menyenangkan
di kala itu. Sejujurnya, lagu-lagu album Metallica hanya bisa saya nikmati
sampai era Black album saja walau kali pertama saya mengenalnya di album
tersebut, tetapi saya hunting dan pernah mengoleksi album-album ke belakang
sebelum Black album, and Justice For All, Master Of Puppet, Kill Em' All dan Ride The Lightning hingga pernah dapat album E.P Live-nya tahun 1984 entah itu
bajakan yang dijual resmi di toko kaset atau memang tak resmi, saya lupa. Memang
Metallica hanya menjadi ikon heavy/thrash metal selama kurang lebih sepuluh
tahun, yakni 1981 sampai dengan 1991. Penggemar sejati merekapun saya yakin
sependapat dengan saya. Walau mereka tambah komersil dan dikenal luas oleh
masyarakat umum dan sempat menjadi MTV Icon, tetapi saya seperti menyesal untuk
meneruskan koleksi album-album mereka ketika album Load dirilis dan saya
seperti berhenti menjadikan Metallica adalah band legenda hidup darah muda
saya. Tapi, dengan seringnya melihat aksi mereka di youtube yang memberikan
sistem suara yang menggelegar, aksi mereka yang berkharisma tanpa kenal usia
dan penggemar fanatik yang selalu terpuaskan dan dramatis di setiap dokumentasi
video-video mereka yang beredar membuat saya akan tetap merasakan dan
mengikrarkan bahwa Metallica akan tetap menjadi legenda hidup sejarah musik
metal terbaik di dunia. Maka dari itu, show mereka di Jakarta walau dengan
kondisi tiket yang mahal dan selama saya masih mampu membelinya walau dengan
posisi tribun yang jauh di mata, akan tetap saya jajal dan saya rasakan sensasi
sistem suara yang menggelegar itu dan tata panggung megah yang bisa menjadi teladan
sebuah konser musik ‘hebat’ itu. Seharusnya format event seperti tiu sering dilakukan di negara ini.
Jujur saja, saya sampai iri membaca tulisan Arian 13 di Blog Lawless Jakarta tentang pengalaman hidupnya semasa
20 tahun lalu hingga bisa sepanggung dengan si legenda dan sedikit cuap-cuap
dengan sang idola dengan jarak yang dekat dan foto bersama. Ah sudahlah, rejeki
mereka (anak-anak Seringai dkk) dan saya tetap apa adanya seperti ini aja J
Hanya memuji, bukan memujanya.
Ups, apa kabar media? kok beberapa hari sebelum hari H Metallica live di Jakarta radio-radio komersil sering banget muter lagu-lagunya sich? Gak tanggung-tanggung bukan yang nge-'pop' seperti di album Load atau Re-load atau nge-hard rock di Black album, tapi lagu dengan intensitas tinggi seperti Master Of Puppet dan Seek And Destroy.. kok bisa ya? Padahal hari-hari sebelumnya selalu ada lagu Noah atau lagu Cakra Khan tiap saya menyalakan radio, tiba-tiba pas dengerin radio di H-3, hampir tiap jam, tiap pemancar memutar lagu Metallica, mendadak Metallica ya mas/mbak penyiar?? Ya ya.. gak papa deh, namanya juga simbiosis mutualisme :)
Crowd & Metallica, Live at Jakarta, 25 Agustus 2013
Disamping itu, ada beberapa show yang terlewati
dan saya sesalkan tidak bisa mendatanginya, diantaranya Hammersonic Fest 2013 yang menampilkan very kvltttt oldshool death
metal ternama, Obituary, sekilas
kegemaran dengan unit ekstrim gothic (non-black) metal Inggris Cradle Of Filth dan keindahan simfoni
yang bertenaga ala Epica, serta
gagalnya nonton Weezer di Jakarta
yang merupakan salah satu idola dan pengiring waktu-waktu hidup saya dari era
remaja hingga pemuda.